Haruskah US Navy Khawatir dengan Sayap Kapal Induk China?
J-15

Haruskah US Navy Khawatir dengan Sayap Kapal Induk China?

Kapal Induk Baru
nimitz
Kapal Induk Kelas Nimitz Amerika

Tetapi China diperkirakan akan membangun sejumlah kapal induk yang ke depan memungkinkan pesawat tempur mereka akan lebih mampu beroperasi. Dalam scenario seperti ini maka China akan memiliki armada yang jauh lebih mampu untuk menantang Angkatan Laut Amerika Serikat.

Tetapi Amerika sendiri membutuhkan waktu setidaknya satu decade untuk bisa membangun kapal seperti halnya kelas Nimitz atau Ford. Padahal negara ini telah memiliki pengalaman panjang dalam hal kapal induk. Sementara China, diakui atau tidak, belum memiliki pengalaman sama sekali dalam membuatnya. Bahkan kapal induk yang digunakan sekarang adalah kapal induk yang dibeli bekas yang secara struktural selesai di Krimea.

Bahkan jika China akhirnya bisa dengan berbagai cara memanfaatkan potensi penuh dari pesawat mereka memulai, itu bukan satu-satunya faktor untuk dipertimbangkan. Meski Analis militer Dave Majumdar dalam artikelnya di National Interest, Minggu 20 September 2015 menyebutkan, Super Hornet mungkin bukan jet tercepat atau yang paling bermanuver di langit, pesawat ini memiliki sensor dan avionic yang sangat baik. Lebih penting lagi, Super Hornet Angkatan Laut AS tidak berjuang sendirian. Sebuah sayap kapal induk modern bekerja sebagai tim terpadu. Terlebih ketika konsep Naval Integrated Fire Control—Counter Air (NIFC-CA) nanti akan operasional.

Dengan NIFC-CA, Super Hornets, EA-18G Growler, E-2D Advance Hawkeyes, kapal perusak Aegis, kapal penjelajah dan aset lain akan bekerja penuh sebagai sebuah tim yang melihat gambar yang sama. Itu berarti dari cruiser Aegis dapat menembakkan rudal Standard SM-6 di atas cakrawala di luar garis-of-sight kapal dengan menggunakan data dari E-2D. Contoh lain mungkin Super Hornet meluncurkan Long Range Anti-Ship Missile (LRASM) pada kapal perusak type 052D China berdasarkan elips yang dihasilkan oleh penerbangan EA-18G yang menggunakan perbedaan waktu kedatangan untuk melakukan pelacakan posisi kapal musuh.

Intinya bahwa China mungkin memang mengembangkan sebuah kapal induk, mungkin mengembangkan sayap udara dan bahkan mungkin mengembangkan kelompok pertempuran yang akan pergi ke laut dengan flattop. Tetapi itu hanya sekitar hardware. Ini akan memakan waktu untuk Angkatan Laut China sampai ke tingkat kompetensi di mana ia dapat memiliki kesempatan nyata untuk unggul jika head-to-head dengan Angkatan Laut AS di Pasifik Barat. Apakah mereka akhirnya sampai di sana? Mungkin, tapi mungkin butuh beberapa dekade.