F/A-18 Makin Terancam

Keputusan Kuwait ini menjadi bagian dari persaingan jet tempur di Timur Tengah. Untuk mendapatkan kontrak ini Typhoon harus bersaing ketat dengan Dassault Rafale yang sebelumnya mendapat semangat baru setelah memenangkan penjualan jet tempur di Qatar dan Mesir
Selama ini Kuwait juga menjadi harapan besar bagi F/A-18 Super Hornet. Selama ini kedua pemerintah dilaporkan telah dalam diskusi intensif untuk penjualan 40 jet tempur buatan Boeing tersebut. Pasar Kuwait menjadi sangat penting untuk bisa memperpanjanag garis produksi Super Hornet yang akan ditutup pada 2017 jika tidak ada pesanan baru.
Tetapi sejauh ini kemajuan negosiasi tersebut tidak diketahui. Dengan keputusan membeli Typhoon tentu kesempatan F/A-18 untuk memperpanjang hidup menjadi semakin sulit. Meski juga muncul spekulasi Kuwait kemungkinan akan memecah pembelian pesawat tempur dalam berbagai jenis.
Sebuah sumber AS mengatakan selalu ada kesempatan untuk membeli sebagian pesawat yang dibutuhkan Kuwait, dan mengatakan pembicaraan tentang penjualan Super Hornet ke Kuwait masih bergerak maju.
Juru bicara Boeing menolak mengomentari keputusan Kuwait tersebut dan mengatakan perusahaan dan pemerintah AS masih dalam percakapan dengan pelanggan potensial Timur Tengah