Belajar dari Kegagalan
Sejak lama SEAL menginginkan peralatan pembawa personel bawah air. Pada tahun 2000-an mereka meluncurkan program advanced SEAL Delivery System (ASD) untuk membangun sebuah kapal selam mini yang membawa personel dalam jumlah besar hingga mencapai 16 orang. Tetapi proyek mahal ini terganggu dengan masalah selama pengujian, dan biaya meroket. Hal ini menjadikan kematian akhir program tersebut pada tahun 2008 dan SEAL memilih untuk upgrade Mark 8 SEAL.
Pengalaman memalukan dari program ambisius ASD itu menjadikan Proteus muncul sebagai campuran yang tepat dari kemampuan baru dan risiko rendah, menggunakan desain yang sudah terbukti dan harga yang masuk akal untuk dibeli.
Fakta bahwa Proteus dapat beroperasi secara mandiri adalah kemampuan luar biasa karena seperti membuka konsep baru operasi. Sementara Mark 8 SDV memiliki beberapa fungsi tanpa awak, di mana ia dapat berkeliaran menunggu SEAL kembali dari misi, Proteus jauh lebih cerdas dan lebih mudah beradaptasi, mampu melakukan berbagai misi. Termasuk transportasi dan instalasi peralatan di dasar laut, deteksi ranjau, memeriksa infrastruktur bawah, dan mata-mata.
Proteus pertama kali memasuki air pada tahun 2012 dan sejak saat itu telah dievaluasi oleh Laboratorium Naval Research, Naval Surface Warfare Center, Naval Special Warfare Command dan Space dan Warfare Systems Command. Sekarang mereka akan melihat apakah Proteus yang memiliki panjang 26 kaki ini akan menyediakan kemampuan cukup sesuai dengan harganya yang mencapai US$ 0-12 juta (tergantung pada sensor).