Setelah 15 Tahun, Penerbangan Sipil Supersonik Tetapi di Tong Sampah Sejarah
Tu-144

Setelah 15 Tahun, Penerbangan Sipil Supersonik Tetapi di Tong Sampah Sejarah

Kurangnya Permintaan
 Sebuah file gambar yang diambil pada 14 Juni 2003 ketika pesawat supersonik Concorde Air France mempersiapkan pendaratan terakhirnya, tampak oleh polisi Perancis, di Le Bourget (utara Paris) Bandara selama Paris Air Show

Sebuah file gambar yang diambil pada 14 Juni 2003 ketika pesawat supersonik Concorde Air France mempersiapkan pendaratan terakhirnya,  di Bandara Le Bourget (utara Paris) selama Paris Air Show

Kurangnya permintaan untuk penerbangan sebagian besar didorong karena mahalnya biaya dan  penerbangan subsonik sudah beroperasi dengan begitu panjang sehingga jauh lebih terpercaya dan tentu saja terjangkau lebih banyak orang.

Tu-144  yang diganggu oleh dua insiden di awal sejarahnya akhirnya dihentikan operasionalnya pada akhir 1970-an. Tidak seperti Concorde, pesawat Soviet ini tidak tidak memiliki kelas penumpang super-kaya yang akan tertarik dalam pilihan perjalanan supersonik, dengan harga tiket yang bahkan tidak mendekati untuk menutupi biaya penerbangan akhirnya Tu-144 hanya digunakan untuk percobaan, termasuk oleh NASA pada 1990-an.

Ketergantungan Concorde pada penumpang ultra-kaya memungkinkan untuk bertahan hidup selama dua dekade lebih. Masalah keamanan menjadi persoalan ketika terjadi kecelakaan hebat tahun 2000  yang secara efektif mengakhiri hasrat orang kaya untuk naik pesawat itu. Wajar, orang kaya memang jauh lebih takut mati dibandingkan orang biasa.

Meskipun dimungkinkan bahwa perjalanan udara supersonik bisa dihidupkan kembali di masa mendatang tetapi yang harus diingat  rute transatlantik yang menjadi jalur utama pesawat cepat ini hanya mengangkut sekitar 8,5 juta penumpang pada tahun 2010 yang merupakan angka tertinggi. Jumlah itu lebih dari penerbangan internal antara Tokyo Jepang dan Sapporo. Jadi sepertinya penerbangan sipil supersonik secara hitung-hitungan memang sulit untuk bangkit lagi.