Kiblat ke Timur
Di luar Rusia, SSJ sejauh ini baru mencicipi kesuksesan di Meksiko. Perusahaan lokal di Meksiko membeli 20 pesawat Rusia. Sementara, penjualan pesawat di wilayah lain tak terlalu menggembirakan.
Kesepakatan dengan China sungguh terobosan dalam hal ini. Kerja sama tersebut disepakati pada Mei lalu, saat pemimpin China Xi Jinping mengunjungi Rusia untuk menghadiri perayaan Hari Kemenangan. Namun mengapa China—yang membangun pesawat pesaing SSJ, ARJ-21—membuka pasarnya untuk produsen Rusia?
Menurut para pakar, pada 2035, pasar pesawat regional di China akan meningkat hingga seribu sampai 1.300 pesawat. China yakin bahwa pasar mereka akan cukup untuk kedua pesawat, jadi mengapa tidak membiarkan perusahaan mereka juga meraup untung dengan meminjamkan SSJ, terutama karena Rusia siap memberi tawaran yang menarik.
Dalam tiga tahun ke depan, perusahaan Sukhoi Civil Aircraft akan mengirim seratus pesawat yang bernilai tiga miliar dolar, yang akan berstatus pinjaman.
Faktanya, perusahaan gabungan Rusia-China akan meminjamkan pesawat untuk maskapai dalam jangka waktu tertentu sesuai kebutuhan.
Rusia optimis akan prospek dari proyek ini. Dalam sebuah wawancara, Slyusar menyebut kerja sama tersebut sebagai batu loncatan untuk mempromosikan pesawat Rusia, dan ia menyatakan kesepakatan ini ‘selangkah lebih maju untuk merestorasi posisi Rusia di pasar aviasi sipil’.
Menurut Kepala UAC, keunggulan SSJ yang berkontribusi terhadap kesukesannya di China dan Asia Tenggara, termasuk skema penyewaan yang menarik, serta tingginya kualitas dan jasa layanan pesawat. SSJ berbobot sekitar 2,5 ton lebih ringan dari kompetitornya, yang menurunkan biaya perawatan pesawat di bandara bagi pesawat ini dan mengurangi konsumsi bahan bakar hingga lima persen.
Apakah keunggulan tersebut bisa menciptakan keuntungan dan mempromosikan pesawat SSJ di dunia ke depannya? Hanya waktu yang bisa menjawab.
Sumber: RBTH