Telah Hancur

Pada 2006, MiG menjadi bagian dari United Aircraft Corporation (UAC), yang kemudian mengurangi independensi dan prospek promosi bagi proyek biro desain eksperimental tersebut. Menurut Ovanes Mikoyan, putra dari pendiri MiG di era Soviet dan kini menjadi perancang pesawat di Biro Desain Eksperimental Mikoyan, pesawat generasi kelima yang dibuat oleh Mikoyan telah ‘hancur’. Menurut Mikoyan, dalam sistem industri aviasi Rusia saat ini, ‘ia yang punya lebih banyak uang dan pengaruh akan bertahan’. Sedangkan menurut veteran aviasi Soviet dan Rusia, MiG dan Sukhoi selalu mengembangkan pesawat tempur dengan tipe berbeda (MiG mengembangkan pesawat ringan, Sukhoi mengembangkan pesawat berat), sementara kompetisi baru dimulai saat ‘kepentingan pendanaan mereka mulai bertabrakan’. Sederhananya, MiG kalah dalam perebutan pendanaan dari pemerintah.
Saat ini, perusahaan MiG tak punya pesanan. Kontrak besar terakhir untuk memasok pesawat tempur MiG-29K bagi Angkatan Laut Rusia dan India telah selesai. MiG kalah dalam tender untuk memasok pesawat tempur ringan untuk India, yang dimenangkan oleh perusahaan Rafale Prancis. Proyek desain UAV yang ditawarkan oleh MiG tak mendapat pendanaan pemerintah. Sehingga, kini manajemen perusahaan harus mencari kesempatan untuk memperbaiki portofolio pesanan, termasuk mencari mitra atau pembeli bagi pesawat tempur generasi kelima. Ini tak akan mudah dilakukan tanpa produk yang sudah ditangan, dan perusahaan kini harus membuat setidaknya prototipe terbang atau demonstrasi teknologi.
Namun, UAC telah menyatakan bahwa pengembangna pesawat tempur generasi kelima kelas ringan bukan prioritas perusahaan. Selain itu, proyek PAK FA juga menjadi beban finansial yang berat untuk pemerintah, dan jumlah PAK FA yang akan dibeli pemerintah secara konstan menurun. Oleh karena itu Sergey Korotkov mulai bicara tentang perlunya mengganti MiG-29, “yang tersebar di seluruh dunia”. Namun, perihal akankah pesawat tempur generasi kelima kelas ringan Rusia bisa memasuki pasar global masih tanda tanya.