Rudal Jelajah Bantu Kalashnikov Bertahan

Rudal Jelajah Bantu Kalashnikov Bertahan

Vikhr-1: Fire and Forget

Vikhr-1 2

Vikhr-1 merupakan rudal jelajah dengan sayap yang dapat dilipat dan didesain untuk menyerang kendaraan lapis baja serta target udara pada kecepatan rendah (di bawah 800 kilometer per jam). Misil supersonik yang dipasang pada helikopter serang sebagai bagian dari kompleks misil Vikhr hanya membutuhkan waktu sembilan detik untuk mencapai target sejauh empat kilometer, dan bergerak dengan kecepatan 610 meter per detik.

Karakteristik teknis dan taktis misil (yang secara kebetulan lebih unggul dibanding misil serupa buatan AS, AGM-114R Hellfire, yang berkecepatan lebih rendah) membuat helikopter yang dilengkapi misil ini dapat menyerang sejumlah target secara bersamaan dan meningkatkan kemampuan bertahan dalam pertempuran (setelah melancarkan tembakan, helikopter segera pergi dari lokasi tersebut).

Misil ini dilengkapi dengan sistem pemandu pintar dan sistem pelacak ‘fire and forget’. Pilot dapat melacak target di layar thermal, kemudian mengaktifkan sistem pelacakan otomatis. Setelah target berada dalam jangkauan, sistem ini akan meluncurkan misil.

Sistem ini memiliki akurasi tembakan yang tinggi. Selain itu, sistem pemandu cahaya laser juga lebih hemat energi dan tak bisa dideteksi oleh perangkat radio-elektronik musuh.

Produksi misil Vikhr untuk Kementerian Pertahanan merupakan satu-satunya pesanan negara yang diterima oleh perusahaan ini. Bertolak belakang dengan laporan media bahwa senapan tembak AK-12 telah dipilih untuk menjadi bagian perangkat tempur generasi masa depan Ratnik, senjata ini masih dalam tahap uji coba dan belum ada pengumuman resmi terkait pesanan skala besar senjata ini dari Kementerian Pertahanan.

Sementara, Kalashnikov Concern mengimbangi sedikitnya pesanan dari pemerintah dengan membuat penyesuaian pada kebijakan pemasarannya serta mengupayakan ekspansi ke pasar Asia Pasifik, Afrika, dan Amerika Latin. “Pada 2014, Kalashnikov untuk pertama kalinya setelah tujuh tahun berhasil mencapai keuntungan bersih dan meningkatkan produksinya hampir dua kali lipat, menjadi 120 ribu unit,” terang Direktur Pelaksana Kalashnikov Concern Alexei Krivoruchko.

Direktur Pelaksana Technodinamika Maxim Kuzyuk, yang merupakan bagian dari perusahaan negara Rostec, menyampaikan bahwa melemahnya nilai rubel membuat permintaan global untuk ekspor Rusia meningkat pesat. “Depresiasi rubel membuat produk kami lebih kompetitif. Hal itu karena rubel mengalami depresiasi hingga 80 persen terhadap dolar,” terang Kuzyuk.

Kuzyuk menambahkan bahwa industri pertahanan Rusia harus mengambil keuntungan dari situasi ekonomi yang sulit dengan menekan biaya produksi dan meningkatkan jumlah ekspor.