Bomber TU-22 ke Crimea Akan Mengubah Peta Laut Hitam
TU-22

Bomber TU-22 ke Crimea Akan Mengubah Peta Laut Hitam

F-14 Tomcat
F-14 Tomcat

Musuh Utama Telah Pensiun

Angkatan udara dan angkatan laut Rusia tidak pernah minder untuk melawan Angkatan Laut Amerika Serikat. Mereka memiliki lebih dari cukup senjata untuk melindungi diri dari setiap serangan kelompok tempur kapal induk. Ide utama di balik ini adalah untuk menggunakan rudal supersonik mereka, juga rudal jelajah, semua disusun dalam strategi untuk menghancurkan kapal induk angkatan laut AS dan tentu saja dengan kekuatan pendukungnya.

TU-22M memang sempat dimentahkan dengan kehadiran F-14 Tomcat yang bebasis di kapal induk selama perang dingin. Pesawat ini dilengkapi dengan rudal Phoenix yang bisa melesat Mach 1,6 yang memungkinkan kelompok kapal induk untuk tetap aman. Sayangnya, Tomcat telah lama pergi dari kapal induk. Digantikan oleh F / A 18 Hornet untuk kemampuan bertahan dan menyerang. Pesawat yang katanya lebih mampu dibanding Tomcat, meski banyak pihak menyebut justru tidak sekuat Tomcat dalam melindungi kapal induk.

Akibatnya Kapal kelompok pembawa, meskipun juga dilindungi rudal AEGIS yang berbasis kapal angkatan laut dalam kelompok tempur, masih kekurangan kemampuan pertahanan  karena tidak ada lagi F-14 Tomcat yang memiliki rudal Phoenix. Apa pun yang dilakukan oleh F / A 18 Hornet, dalam hal rudal udara ke udara masih belum bisa sebanding dengan F-14.

Logikanya TU-22M akan lari sepanjang perbatasan Rusia  mencapai kecepatan tertinggi, meluncurkan rudal BVR pada kapal induk  kemudian bergeser kembali ke wilayah aman atau setidaknya pada wilayah di mana sistem pertahanan udara Rusia siap mengamankan bomber ini. Sedangkan kelompok tempur kapal induk memiliki kemampuan anti-pesawat, menyebarkan segerombolan rudal untuk menyerang pesawat Rusia ini.

Ada yang mematikan untuk TU-22M yakni AIM-54 Phoenix. AIM-54 Phoenix adalah rudal udara ke udara yang dibawa Grumman F-14 Tomcat. Untuk satu pesawat bisa membawa hingga enam rudal. Dengan beberapa mode bimbingan, Phoenix adalah lawan yang layak dan cocok untuk pembom strategis Rusia – terutama TU-22M dan TU-160. Phoenix mencapai jangkauan terpanjang dengan menggunakan update target di tengah perjalanan oleh radar F-14A / B AWG-9 (APG-71 radar di F-14D). Rudal diluncurkan ketika F-14 terbang pada ketinggian 80.000 ft (24.000 m) dan 100.000 ft ( 30.000 m) dengan kecepatan mendekati Mach 5. Phoenix menggunakan ketinggian ini untuk mendapatkan tenaga luncur yang cepat yang kemudian diubah menjadi energi kinetik kecepatan tinggi ke arah target. Pada sekitar 11 mil (18 km) dari target, rudal mengaktifkan radar sendiri untuk memberikan bimbingan terminal.

F-14 menembakkan AIM-54 Phoenix
F-14 menembakkan AIM-54 Phoenix

Kisaran keterlibatan minimum (jarak minimal untuk rudal untuk mencapai target secara efisien) untuk Phoenix adalah sekitar 2 mil laut (3,7 km) dan homing aktif akan memulai pada peluncuran. Dengan jangkauan operasional hingga 190 kilometer, ini sangat terbukti menjadi lebih cocok untuk menargetkan pesawat yang datang dari pangkalan udara Crimea.

 NEXT: Dua Rudal Maut