Perjalanan terjal kapal amfibi serbu kelas mistral Prancis sepertinya akan berakhir di Mesir setelah pemerintah Prancis mengumumkan bahwa Kairo setuju untuk membeli dua kapal yatim piyatu yang gagal dikirim ke Rusia tersebut.
Kapal Kelas Mistral adalah kapal yang menakjubkan. Secara kemampuan memang tidak jauh berbeda dengan kapal sekelas lainnya, tetapi yang hebat adalah dengan kemampuan tersebut kapal tersebut menjadi cukup murah yakni sekitar US$700 juta. Selain itu biaya operasionalnya juga lebih ringan dibandingkan dengan LHD Kelas Wasp Amerika.
Wajar jika selama ini banyak negara yang langsung menyatakan minatnya ketika Paris memutuskan untuk membatalkan pengiriman dua kapal tersebut ke Moskow sebagai buntut tudingan keterlibatan Kremlin di konflik Ukraina.
Kanada, NATO, Brasil, India, Vietnam, Korea Selatan, Arab Saudi, Belanda, Selandia Baru, Singapura dan bahkan China dan Amerika Serikat disebut-sebut tertarik untuk mengakuisinya. Dan dari sekian banyak itu sepertinya Mesir yang terpilih.
Prancis memang memiliki hubungan dekat dalam hal perdagangan senjata dengan Mesir. Pemerintah el-Sisi telah memutar haluan dari semula fokus ke Amerika kini mencoba mencari penyuplai baru. Embargo yang diberikan Amerika telah menjadi pengalaman pahit bagi negara tersebut untuk tidak tergantung pada satu negara dalam hal penyediaan senjata.
Hal ini juga terlihat ketika Amerika memblokir pengiriman F-16 yang dibeli Mesir setelah ada kudeta miltier yang mendkung el-Sisi menggulingkan Ikhwanul Muslimin. Kairo langsung mengakuisi Dassault Rafale dan MiG-29. Terakhir Mesir juga dikabarkan telah dekat dengan kesepakatan untuk membeli MiG-35 yang merupakan generasi penerus dari Fulcrum.