F-35 memiliki sejumlah masalah. Pesawat ini disebut tidak memiliki kekuatan dalam superioritas udara. Pengembangan mahal, pengunduran jadwal, software dan masih banyak lagi. Pertanyaannya kenapa Amerika ngotot untuk tetap memproduksi F-35? Kenapa tidak melanjutkan produksi F-22 Raptor saja yang sudah jelas merupakan pesawat terbaik dan belum ada tandingannya?
Seperti diketahui Raptor dihentikan produksinya pada 187 armada saja dari rencana semula 381 jet.
Berbicara kepada wartawan di konvensi Asosiasi Angkatan Udara di National Harbor, Md., di luar Washington komandan Air Combat Command Jenderal Eagle Carlisle mengatakan ia akan senang jika melihat Raptor kembali produksi. “Saya bermimpi tentang hal itu setiap malam,” kata Carlisle.
Memang, Raptor telah terbukti menjadi pesawat perang yang tangguh dengan kombinasi unik dari kemampuan siluman, kecepatan, manuver, ketinggian dan sensor. Ini adalah pesawat tempur superioritas udara terbaik yang pernah diproduksi Amerika Serikat dan dianggap sebuah kesalahan menghentikan produksi sebelum waktunya.
Tetapi meski Angkatan Udara Amerika begitu ingin Raptor kembali ke produksi, tetapi sepertinya itu tidak akan terjadi. Kenapa? Karena Raptor sendiri juga tidak lepas dari masalah.
Masalah pertama adalah sulitnya perawatan dan perbaikan pesawat ini. Satu baru saja pensiunan resmi Angkatan Udara yang akrab dengan Raptor menceritakan bagaimana sulitnya memperbaiki Raptor yang rusak. Dalam satu kasus pengelola Angkatan Udara harus membangun komponen tertentu dari awal untuk mengganti bagian yang rusak parah untuk F-22. Kru pergi ke kotak Conex di mana perkakas dan instruksi untuk membangun bagian diduga disimpan, tapi mengejutkan dan menjengkelkan wadah itu kosong. Pola yang sama berulang beberapa kali-dan sebagai yang terakhir kalinya sumber diperiksa-isu tetap belum terpecahkan. Intinya adalah bahwa bahkan jika Angkatan Udara ingin memasukkan pesawat itu kembali ke produksi maka dibutuhkan tambahan ivestasi yang sangat besar dan waktu yang lama.