Munculnya laporan tentang kekalahan F-35 dalam uji tarung udara dengan F-16 terus mengundang banyak polemik. Lockheed dan Pentagon buru-buru membantah laporan yang pertama diluncurkan War is Boring dengan mengutip laporan pilot uji F-35 yang melakukan tes tempur pada Januari 2015.
Lockheed bersikeras menyatakan JSF akan baik-baik saja dalam pertempuran dan memang pesawat ini diciptakan bukan sebagai dogfighter.
“Laporan media tentang F-35 dan F-16 tidak menceritakan seluruh cerita,” kata Lockheed dalam siaran pers 1 Juli. “Teknologi F-35 ini dirancang untuk terlibat, menembak dan membunuh musuh dari jarak jauh, tidak harus dalam jangkauan visual dan situasi dogfighting.”
Tetapi pernyataan itu justru memunculkan ketidakkonsistenan mereka dalam membangun pesawat generasi kelima yang selama ini digembar-gemborkan akan menjadi pesawat tanpa tanding di langit.
Mari kembali ke tahun 1996. Pada saat itu Pentagon meminta Lockheed dan Boeing untuk membangun prototipe jet tempur canggih. Lima tahun kemudian, Lockheed X-35 memenangkan kompetisi untuk menjadi dasar pembangunan Joint Strike Fighter yang akan digunakan Angkatan Udara, Angkatan Laut dan Korps Marinir Amerika. Prototipe itu yang kemudian kita kenal hari ini dengan F-35.
“Tujuan untuk F-35 sangat tinggi,” tulis senior communications specialist Lockheed Martin Joint Strike Fighter Program, di Air Force’s Air & Space Power Journal edisi musim semi 2013.
Pesawat yang dibangun merupakan kursi tunggal, survivable, menjadi andalan ketika serangan pertama, kemampuan serangan di segala cuaca, pertempuran udara ke udara dan perlindungan tinggi saat pertempuran udara.
Sehingga meski duel udara bukan misi utama F-35, Lockheed harus menjadikan Joint Strike Fighter bisa mengalahkan lawan dari jarak dekat. Kent kala itu juga memuji JSF ini dipastikan mampu melakukan “manuver tinggi.” (bersambung)