
Hornet dan Super Hornet
Kekuatan udara Australia saat ini masih bertumpu pada F/A-18 Hornet dan Super Hornet. Angkatan Udara Australia (RAAF) saat ini memiliki 71 F / A-18A / B Hornet yang beroperasi di tiga skuadron tempur dan satu unit konversi operasional berbasis di Williamtown dekat Newcastle dan Tindal di Northern Territory. Selain itu juga memiliki 24 F / A-18F Super Hornet dalam satu skuadron berbasis di Amberley dekat Brisbane.
Hornet klasik Australia secara substansial telah ditingkatkan selama dekade terakhir dengan menerima radar AN / APG-73 untuk menggantikan APG-65, MIDS / Link 16 datalink, Boeing / VSI Joint Helmet Mounted Sistem isyarat , penerima peringatan radar AN baru, Saab BOL countermeasures dispensers dan Elta EL / 8222 jammer pod.
Perangkat tambahan lain meliputi integrasi Northrop Grumman LITENING AT EO / IR, dan senjata baru termasuk MDBA ASRAAM dipandu inframerah AAM presisi GPS bom JDAM, dan rudal udara ke permukaan stand-off Lockheed Martin AGM-158 JASSM.
Namun, hornet termuda memasuki layanan pada tahun 1990 dan armada yang menunjukkan usia struktural. Sebuah rencana untuk menggantikan hingga 49 pesawat pada tahun 2009 hanya 11 pesawat yang terealisasi menunjukkan pesawat sudah dalam kondisi kelelahan.
Masuknya pelayanan Lockheed Martin F-35A, 24 Boeing F / A-18F Super Hornet yang dioperasikan oleh 1 Sqn kemungkinan akan dipertahankan sampai setidaknya 2030. Lebih dari sekedar memberikan airframes yang cukup, Super Hornet telah menyediakan batu loncatan untuk meningkatkan kemampuan udaranya.
Enam super Hornets dikerahkan ke UEA pada bulan Oktober 2014 untuk berpartisipasi dalam operasi tempur melawan pasukan ISIS di mana mereka telah terbang hampir 3,000h dengan tingkat ketersediaan yang lebih baik dari 98%. Pesawat ini diharapkan akan diganti dengan Hornet pada Maret 2015 ini.
Ada banyak keinginan RAAF memberi tambahan perangkat ke Super Hornet mereka khususnya meningkatkan mesin GE F414 dan tangki bahan bakar konformal.