Pesawat tempur tak dikenal kembali menyerang ibukota Libya Tripoli pada hari Minggu 24 Agustus 2014, beberapa jam setelah pasukan dari kota Misrata mengatakan mereka telah merebut bandara utama.
Sejumlah warga mengaku mendengar deru jet tempur pada waktu fajar. Tetapi tidak bisa merinci lebih detil pesawat nenis apa. Dalam beberapa pekan terakhir Libya telah terlibat dalam situasi terburuk pasca digulingkannya Muammar Gaddafi tahun 2011. Khalifa Haftar telah menyatakan perang terhadap pasukan yang berhaluan Islam.
Pasukannya mengaku bertanggung jawab atas serangan udara di Tripoli pada hari Sabtu dan Senin lalu, menargetkan sebuah kelompok yang disebut Operasi Fajar. Namun kelompok ini yang kekuatan utamanya dari pejuang Misrata, mengatakan pada Sabtu bahwa mereka telah menguasai bandara utama Tripoli yang direbut dari faksi saingan dari Zintan di Libya barat.
Saat penggulingan Gaddafi, pejuang dari Zintan dan Misrata berada di satu barisan melawan Gaddafi. Tetapi sekarang berbalik saling berhadap-hadapan. Tetangga Libya dan kekuatan Barat khawatir Libya akan berubah menjadi negara gagal karena pemerintah lemah tidak mampu mengendalikan faksi bersenjata.
Serangan dengan pesawat tempur menjadi pertanyaan banyak pihak karena selama ini kekuatan pesawat perang di negara tersebut sudah hampir tidak lagi berfungsi setelah Gadaffi digulingkan. Kebanyakan pesawat hanya mangkrak di sejumlah pangkalan udara. Sebagian masih berfungsi tetapi kemampuannya terbatas. (Baca: Su-24 Libya Aktif Lagi?)
Seorang staf jenderal Khalifa Harfar beberapa waktu sebelumnya mengatakan serangan terhadap kelompok milisi Islam di kota terbesar kedua Benghazi adalah milik mereka. Saqr Jarouchi, juga seorang jenderal pembangkang kemudian mengemukakan kepada AFP: “Itu adalah pesawat-pesawat kami yang melancarkan serangan-serangan.”
Tetapi unit angkatan udara yang menolak bergabung dengan Haftar di kota Benghazi, Libya timur itu membantah klaim itu dan mengatakan pesawat itu milik asing bukan Libya. Kelompok itu dalam satu pernyataan mengatakan pesawat Libya tidak dilengkapi untuk dapat terbang pada malam hari dan tidak dapat mengisi bahan bakar di udara, terutama jika mereka lepas landas dari pangkalan-pangkalan udara terpencil yang dikuasai pasukan Haftar.
Sumber: BBC